Syalom
Renungan Harian HKBP Distrik XXIX Deli Serdang
Selasa, 01 November 2022
Selamat Pagi Bapak/Ibu yang Tuhan kasihi semoga kita sehat selalu dalam lindungan Tuhan.
Renungan hari Selasa, 01 November 2022 dari :
Poda / Amsal 10 : 29
“Di bagasan hinadeak ni hatahata, ndang holang adong sala; alai manang ise na mangkongkangi bibirna, i ma na marroha.”
“Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.”
Nas renungan tentang lidah ini sangat perlu kita renungkan di dalam kehidupan kita saat ini. Walau lidah bagian tubuh yang kecil tetapi pengaruhnya sangat besar di dalam tubuh. Baik secara positif maupun negatif. Hal yang negatif seperti yang diuraikan penulis kitab Yakobus 3 : 5 – 6 “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.” Jika kita tidak mampu menguasai lidah, ia ibarat api yang dapat membakar dan merusak.
Sejalan dengan itu ada pepatah Indonesia mengatakan : mulutmu adalah harimaumu dan perkataan diam itu emas. Keduanya mengingatkan untuk mengurangi banyak berbicara sebab dengan banyak berbicara pasti akan ada pelanggaran. Orang yang banyak bicara, dan tidak dapat menahan bibirnya, rentan jatuh ke dalam dosa yang mendukakan hati Tuhan. Sehingga penulis kitab Pengkhotbah 5 : 1 mengatakan: “Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit”. Dan jangan kita lupa bahwa segala kata-kata yang kita ucapkan akan kita pertanggung jawabkan nantinya di hari penghakiman seperti yang disampaikan penulis kitab Matius 12:36 “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.”
Begitu banyak peringatan tentang berbicara dan akibat yang ditimbulkan serta resiko bagi yang berbicara sembarangan, dan kita sudah diingatkan, marilah kita untuk menghidupinya dan jangan mengabaikannya. Mari belajar dan membiasakan mengekang lidah dan menahan bibir, karena siapa yang menahan bibirnya, dialah orang yang berakal budi. Demikian juga orang batak menyampaikan lewat umpamanya: Jolo ni dilat bibir asa nidok hata. Artinya: mari kita berpikir dulu sebelum mengucapkan kata-kata, pikirkan dulu apakah perkataan kita menyakiti orang atau tidak, menyenangkan Tuhan atau tidak. Orang percaya juga menyaksikan lewat doanya di BE HKBP no 262 : 2 Urupi au mandok na patut dohononku, asa ture hudok na roa oromonku. Tung baen ma au gomos mandok na patut i. margogo ma antong, baen dohot hatangki. Amin.
S3 : Salam Sehat Selalu
Pdt Kamiden Sitanggang
Ressort Tanjung Morawa.
BE HKBP No 262 : 1-2 “Jahowa Tuhanki Ho”
- Jahowa Tuhanki Ho mual ni na denggan
Sitompa sasude Silehon hangoluan
Sai lehon ma di au pamatang na hipas
Maringan ma di au baen roha na ias - Urupi au mandok na patut dohononku
Asa ture hudok na roa oromonku
Tung baen ma au gomos mandok na patut i
Margogo ma antong baen dohot hatangki