Syalom
Renungan Harian HKBP Distrik XXIX Deli Serdang
Jumat, 23 Desember 2022
Selamat Pagi Bapak/Ibu yang Tuhan kasihi semoga kita sehat selalu dalam lindungan Tuhan.
Renungan hari Jumat, 23 Desember 2022 dari :
Yesaya 48:10
“Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.”
“Dimurnikan dalam dapur kesengsaraan”
Israel adalah umat yang mengaku sebagai bangsa pilihan Allah dan berseru kepada nama-Nya. Tetapi sesungguhnya mereka menolak kebenaran-kebenaran firman-Nya dan tidak bersedia hidup dengan benar di hadapan Allah. Mereka memiliki suatu bentuk agama, namun mereka tidak mau memberi tempat yang layak kepada Allah dalam kehidupan mereka. Nama Israel itu sendiri adalah pemberian Allah kepada Yakub, sang penipu, nenek moyang mereka. Namun begitu banyak keistimewaan dari Allah bagi mereka sehingga menjadi pewaris janji Allah, betapa pun Allah telah mengenal mereka jauh-jauh hari sebagai bangsa yang tegar tengkuk, keras kepala dan berkepala batu (ay. 1-4). Allah juga tahu sejak awal bahwa mereka akan berbuat khianat sekeji-kejinya dan bahwa orang menyebut mereka: pemberontak sejak dari kandungan (ay. 8). Atas hal tersebutlah maka Allah telah memurnikan mereka, bukan seperti perak dalam api yang memusnahkan, namun dalam dapur kesengsaraan. Demikianlah nas kita hari ini! Namun demikian Allah menahan amarah-Nya dan mengasihani mereka sehingga tidak melenyapkan mereka; semata-mata karena nama-Nya.
Melalui nas renungan ini kita disadarkan bahwa kita yang bukan keturunan langsung orang Yahudi, yang sesungguhnya bukan pewaris janji Allah secara garis keturunan dan bahkan kita semua adalah termasuk golongan orang “kafir” (orang berdosa dari nenek moyang kita) dan tidak punya apa-apa untuk memohon kepada Tuhan. Tetapi mengapa Allah harus mengasihani kita? Sebaliknya pula, mengapa Allah tidak membinasakan saja orang Yahudi/Israel, sang pengkhianat, si kepala batu itu? Itulah justru yang terjadi! Ini semua adalah untuk pujian dan hormat serta kemuliaan hanya bagi Allah, atas belas kasihan-Nya. Betapa kita semua, baik Israel si kepala batu dan tegar tengkuk, mau pun kita si “kafir” (orang berdosa dari nenenk moyang kita) yang tak punya apa-apa, semua butuh untuk diampuni. Allah membawa orang Israel ke dalam kesulitan adalah untuk melakukan kebaikan bagi mereka. Itu untuk memurnikan mereka. Demikian juga halnya dengan kita, jika Tuhan Allah harus mengambil jalan itu juga bagi kita si manusia sampah dan tidak punya apa-apa. Dengan demikian, tampaklah dengan nyata dan adil jika di antara orang-orang yang “tak tahu diri” dan tidak mau dikasihani Allah disingkirkan oleh-Nya. Bukan oleh karena Dia tidak adil dan kejam, melainkan karena kita tidak mau dikasihani-Nya dan lebih menyukai pikiran dan cara-cara sendiri yang sudah pasti bukan jalan-Nya. Pastilah tidak akan ada keselamatan, dan pasti hanya ada kebinasaan bagi mereka yang di luar janji Allah. Karena itu sebagai orang-orang yang telah diberi belas kasihan dari Allah, hendaknya kita memakai hidup kita sebagai persembahan yang hidup bagi Allah. Jangan sia-siakan keselamatan yang telah Tuhan berikan kepada kita, tapi pakailah itu untuk menata hidup yang lebih baik, lebih dekat pada Tuhan dan takut akan Tuhan. Amin!
Doa: 🙏
“Ya Tuhan, Allah, Engkau telah merancang sebuah rencana agung yang mahamulia bagi kami orang yang berdosa ini, pengampunan dan keselamatan Engkau berikan kepada kami dan bahkan Engkau memilih kami menjadi umat pilihan-Mu di dalam dan demi nama Kristus. Mampukanlah kami untuk menjadikan hidup kami menjadi persembahan yang hidup sebagai tanda ucapan syukur kami atas pemberianMu dalam hidup kami. Amin!”
Ende: BE. 462:1+3 “Ale Tondi Parbadia”
- Ale Tondi Porbadia, sai songgopi hami on! Rohanami ma paria lao mamuji Ho tongtong. Ho tongtong, Ho tongtong, lao mamuji Ho tongtong!
- ApiMi sai lam pagalak, sondang di na holom I, Asa las, tiur ma halak, lam pita huriaMi, Lam pita, lam pita, Lam pita huriaMi
Pdt. Ronny Lumbantobing, STh (Fungsional HKBP Tanjung Morawa)